[ads-post]

Sepergimu takan ada lagi tempat keluh kesah yang biasa ku bagi. Tentang hijaunya sawah, tentang mangga yang menguning, hingga tentang arus kehidupan yang gila ini.

Keberangkatanmu menyisakan tangis bagi semua orang terdekatmu. Ku tau kau tak hanya ibu bagi seorang anak, kau berhasil menjadi ibu bagi mereka yang membutuhkan kasih sayangmu.

Saat menutup mata dan usia, kau tak pernah bertanya; seberapa besar harta yg bisa ku serahkan padamu. Tapi kau hanya bertanya bagaima orang yang ku perjuangkan. 
 
Kau bisa buktikan bahwa menjadi seseorang yg di hargai semua orang tidaklah cukup dengan materi, dan kau pun bisa menjadi 'orang yang datangnya di nanti dan perginya di cari'. Kamu berhasil bu.
 
Kau tak pernah memberi skat dalam hidup sehingga siapapun bebas dengan pilihannya, asal dia mampu bertanggungjawab. Itu yang selalu ku genggam sampai detik ini.
 
Dzahirmu biasa bu, namun esensimu, aku tak sanggup membayangkan mereka yang juga kehilangan sosok peneduh. Sosok tangguh tanpa kenal keluh. Itu kamu bu. 
 
Juga sosok altruistik yang selalu membuatku tak henti mengagumi sosokmu. Kamu motivatorku.
Kau yang selalu berpesan agar tak membuat jarak dengan siapapun, dengan handap asor yang selalu kau tutur dalam setiap partitur. Kau mendidikku bukan mengajariku bu.
 
27thn masih belum cukup rasanya ku mengmbil setiap inci manfaat darimu. Sampai-sampai setiap orang silih beganti membagi keluh kesah kepadamu, dan kau pandai membohongi dirimu seolah kau baik-baik saja. Kau terlalu kuat bu.
 
Lihat bu, anak-anak itu selalu menanyakan kapan kau sembuh. Mereka ingin belajar membaca satu persatu huruf demi mengenal-Nya. Tapi saat kau pergi wajah mereka yang polos hanya menyisakan ketidakpercayaan seraya berbondong-bondong memastikan. 
 
Sosokmu pernah menjadi Tuhan yang terlihat, menjadi kebahagiaan yang nyata yang dulu ku tak pernah percaya akan hal itu, kau salalu berhasil bu.
 
Yang pasti kau berhasil meruntuhkan persepsi mapan eksistensialisme bu, sejak awal kau selalu tanamkan itu dalam benak hatiku. Kau bilang bahwa 'tivi itu tipu,' benar bu. Kau pun bilang bahwa serangan fajar itu ibarat 'esuk dipakani sore disembeleh,' pun itu benar adanya bu.

Madrasah pertama adalah sosokmu. Buruh tani sejati adalah kamu. Propagandis pertama pun yang ku tau adalah kamu. 

Kau buikan hanya ibu bagiku dalam 62 tahunmu. 

Jum'at, 23 Nov 2018M/15 Maulid 1439H

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.