[ads-post]


  Alam merupakan sebuah manifesto Tuhan sebelum manusia, yang terlampau banyak manfaat yang bisa di ambil darinya, mulai dari pohon, air dan juga selain dari itu alam menyajikan semua hal yang manusia butuhkan dari primer, sekunder dan tersier. Sebelum eksistensinya yang seindah ini tebentuknya alam banyak di perdebatkan oleh ilmuan baik dengan teori big bangnya (dentuman besar) atau pun nebulanya (kabut) namun itu merupakan masalah bagi orang-orang yang memiliki intelektual yang tinggi dan kita tinggal menikmati dan menjaganya.
Rotasi bumi meciptakan evolusi, ketika alam pada zaman dahulu di jadikan tempat berpijak juga menyambung tali-temali kehidupan, kini wajah alam mengeriput nan menua, manusia yang semakin pintar berfikir terus mengeksploitasi alam tanpa menjaganya agar lestari. Semuanya berubah semenjak tenaga manusia di geser dengan mesin, bukan malah mempermudah namun dengannya ia makin serakah dari tekstur tanah yang kehilangan hara, air jernih terkontaminasi limbah, dan juga udara yang sejuk kini teracuni polusi. Belum lelah sampai di situ manusia melenyapkan libido ketamakkannya, sawah yang merupakan produksi vital pada setiap tempat di nusantara kini di telah dibayar untuk di sulap oleh devloper banci menjadi sebuah bangunan mewah, sehingga sulit bagi kita menemukan tempat dimana kita bisa mendapat O2 yang steril pada saat ini, jika ada tentu harus mengeluarkan biaya.
Di mana tempat bagi anak cucu kita? Apa masih di sisakan bagi mereka rerumputan hijau yang sekedar untuk bermain misalnya?
Atau suatu saat nanti malah akan ada proyek paping block yang di canangkan pemerintah secara kolektif yang jelas akan menutup celah bagi air untuk meresap tanah? Jika banjir, gempa, longsor atau tsunami bagaimana? Apa terus saling menyalahkan?
Sebelum era gencarnya tekhnologi manusia selalu berusaha semaksimal mungkin bersinergi dengan alam, bukan sebagai parasit yang konsumtif namun simbiosa ala raja, sehingga ketika mengambil manfaat dari alam ia sesegera mungkin melakukan kebaikan bagi alam karena ia sadar alam menyajikan sesuatu yang lebih, dan melalui material yang terkandung di alam manusia di ajak mengenali siapa yang menciptakannya.
Sudah tidak bisa terhitung jumlah fenomena dari ganasnya alam dan manusia juga di rugikan karenanya, sebelum terjadi erosi dan abrasi alangkah baiknya eksploitasi alam di kurangi dan mulai melakukan reboisasi atau semacamnya sehingga alam selalu bisa ajak untuk berdialog juga terus bisa memenuhi kebutuhan alam, terlampau banyak jargon yang satu spesies dengan "go green" namun hanya berlabuh sampai pada reklame prapatan dan akumulasi sampah yang tercipta darinya. Mulai dari sekitar kita, dengan rajin memersihkan selokan atau sekedar menyapu halaman dengan hal sekecil itu setidaknya kita menjaga kelestarian bumi kita.
"Wonosobo25R/07R".........x)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.