[ads-post]



Bungkus ideal apa pun yang menyelimuti sebuah kejadian-krisis, teror,perang dsb. Tidak dapat menutupi alamat pragmatis dan hedonis yang berpetak umpet di dalamnya. Selang bebarapa waktu lalu setelah jatuhnya pesawat milik TNI AU di Medan disinyalir kabar yang beredar menyatajan bahwa kapal tersebut sudah sangat lama dimiliki oleh TNI tersebut sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya kerusakan pada badan pesawat ataupun mesinnya yang menyebabkan keamanan penerbangan bisa terganggu, dan juga telah di analisis oleh beberapa ahli kalau landasan penerbangan di Medan tersebut lokasinya berdekatan dengan warga yang hanya dalam kisaran 500 meter dari pemukiman, yang dalam idelanya 5 KM dari pemukiman penduduk.
Setelah terjadinya tragedi tersebut pihak TNI AU, AL dan AD seyogyanya melakukan uji kelayakan peralatan seperti kapal, tank dan mobil yang akan di jadikan alat melindungi NKRI, apa artinya membeli atau memiliki jika tidak di rawat? Peralatan yang sering di beli dari negara-negara "kuat" tidaklah dengan harga yang murah atau di dapat secara gratis namun lebih dari itu negara harus mengeluarkan anggaran yang di dapat dari rakyatnya secara sadar dengan melalui beberapa "upeti". Betapa kita menyaksikan dengan ragu ketika sebuah negara membeli sesuatu yang harganya bukan dalam jumlah kecil, sehingga membutuhkan upaya keras dalam penjagaan atau perawatannya juga mengingat utang pada bank dunia kita sudah terlalu banyak sehingga siapa yang akan membayar? Rupiah, tidak memiliki nilai apa-apa di mata dunia. Pinjaman dari bank tidak sepenuhnya di rasakan rakyat namun harus ada penyunatan pada hulunya dan ketika sampai ke hilir hanya beberapa gelintir.
Kedepannya apa akan di lakukan upaya pengecekan alat yang akan di gunakan sebagai kapentingan NKRI atau dalam tempo dekatnya seperti mudik? Semoga saja ada, dan bukan hanya kapolri yang terus mendapat suplai kendaraan baru pada setiap produk yang akan di pasarkan di indonesia.
"Wonosobo02Jul/15R"........x)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.