[ads-post]


  Melihat sekitar dan mengamati apa yang telah terjadi rata-rata tidak lebih telah di rencanakan oleh punggawa atau penguasa yang memiliki kepentingan entah kepentingan itu bersifat umum atau pribadi, namun bukan karena apa atau apa imbas dari kepentingan itu seperti rasa kehilangan juga kesakitan yang laten. Memaknai setiap peristiwa tutup-menutup dari serangkaian peristiwa yang besar yang melanda negri ini seperti peristiwa bom bunuh diri, isu teroris, dan pembunuhan. Pengalihan isu sering kali terjadi untuk menutupi atau memang sengaja menutup kasus yang sedang booming dan menjadi gunjingan media namun ketika para tersangka atau bahkan dalang kasus tersebut sudah mulai bosan dengan sorotan kamera maka bagaimana caranya kamera tersebut berpindah dari hadapannya.
Sebagai contoh kecil atas kasus Angelin yang belum rampung sampai detik ini karena menuai banyak persoalan ini itu dan sebagainya kini di susul dengan jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan yang harus banyak memakan korban, bukan hanya kerugian materi yang di rasakan keluarga korban namun juga rasa kehilangan, baik dari keluarga korban, PT maskapai tersbut terlebih warga yang tanahnya terkena jatuhnya pesawat tersebut seperti bangunan dan lahan mereka untuk bercocok tanam, siapa yang di rugikan dan siapa yang menuai profit? Baik mulai dari hal ini media akan di sibukkan oleh pemberitaan jatuhnya pesawat tersebut juga akan berimbas kepada rasa "kehawatiran" para calon pemudik yang akan menggunakan jasa penerbangan tersebut.
Bukan menjadi sesuatu yang aneh jika media memiliki "tangan" atas rakyat juga bisa menghegemoni bahkan mengendalikan pola pikir dan prilaku rakyat karena setiap harinya rakyat selalu berhadapan dengan media, baik cetak maupun elektronik yang sudah sejatinya membangun paradigma baru setiap ada "perubahan" terhadap sesuatunya. Hingga isu aktual yang sedang menjadi buah bibir teralihkan oleh ahal baru dan buah bibir tersebut menjadi basi setelahnya. Ada aktor tentunya jika mengamati secara seksama atas apa yang menimpa media baru-baru ini mengingat Angelin yang "katanya" memiliki banyak warisan, sehingga aktor tersebut berani membayar nyawa dalam 1 maskapai untuk di hilangkan nyawanya. Keji? Itu bahasa terlugu dalam politisi atau kepentingan, yang pasti lebih dari sejuta cara kepentingan penguasa itu segalanya tak peduli siapa, berapapun yang harus menderita.
"Wonosobo30J/13R".........x)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.